Beranda >

Berita > Semarang dan Solok Belajar Soal Pengendalian Penduduk hingga Pengelolaan PDAM di Kota Bogor


22 November 2018

Semarang dan Solok Belajar Soal Pengendalian Penduduk hingga Pengelolaan PDAM di Kota Bogor

Pemerintah Kota Bogor mendapatkan kunjungan kerja dari Kabupaten Solok dan Kota Semarang pada Kamis (22/11/2018). Rombongan diterima langsung oleh Asisten Pemerintahan Pemkot Bogor Hanafi di ruang Paseban Sri Baduga, Gedung Balai Kota Bogor.

Dalam kunjungannya, rombongan Komisi D DPRD Kota Semarang yang dipimpin Ketua Komisi D Laser Narindro mengatakan pihaknya bertujuan untuk melakukan studi komparasi terkait pengendalian penduduk dan sekolah siaga kependudukan.

Sementara rombongan DPRD Kabupaten Solok, Sumatera Barat, dipimpin Anggota DPRD Bestari mempelajari penerapan PP No.57 Tahun 2017 tentang pengelolaan PDAM di Kota Bogor. Apresiasi pun disampaikan Bestari tentang kemajuan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor yang merupakan salah satu PDAM terbaik di Indonesia.

Menurut Hanafi, terkait persoalan kependudukan, problem yang dihadapi Kota Bogor hampir serupa dengan yang dihadapi Kota Semarang. “Bedanya mungkin Kota Bogor memiliki Blue Room sebagai manajemen informatif kependudukan Kota Bogor. Sementara untuk PDAM Kota Bogor masih menggunakan nomenklatur yang lama. Dalam regulasi yang baru, dewan pengawas itu murni bukan dari pemerintah daerah,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana (PPKB) Kota Bogor Lilies Sukartini menerangkan mengenai Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) di Kota Bogor yang secara resmi akan dijalankan pada tahun 2019 nanti. “Untuk Sekolah Siaga Kependudukan adalah bagaimana ibu dan keluarga dalam berkomunikasi dengan remaja diperlukan trik berbeda dan dilakukan melalui pelatihan bekerjasama dengan BKKBN,” ujar Lilies.

“Alhamdulillah di Kota Bogor Sekolah Ibu sudah berjalan. Kedepan direncanakan ada sekolah remaja bagi keluarga yang kurang mampu. Secara Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sudah diinformasikan ke SMA-SMA di Kota Bogor dengan program Generasi Remaja (Genre). Intinya Genre itu bagaimana mengendalikan pernikahan dini agar mengingatkan kembali bagi usia ideal pernikahan,” tambanya. (Humpro: rabas/ismet/pri)