Beranda >

Berita > Peringati Tahun Baru Hijriah, P2WP Kota Bogor Gelar Pagelaran Wayang Kulit


22 September 2019

Peringati Tahun Baru Hijriah, P2WP Kota Bogor Gelar Pagelaran Wayang Kulit

Memperingati Tahun Baru 1441 Hijriah, Paguyuban Pecinta Wayang Purwa (P2WP) Kota Bogor menggelar pagelaran Wayang Kulit di
Gedung Kemuning Gading, Balai Kota, Kota Bogor, Sabtu (21/09/2019) malam.

Terlihat para pecinta wayang kulit datang dari berbagai penjuru di Kota Bogor memadati Gedung Kemuning Gading, mulai dari tua, muda, laki-laki, perempuan antusias menyaksikan kesenian tradisional yang mengambil lakon "Semar Boyong" dengan dalang Ki Rasito Lebdo Carito dari Cilacap, Jawa Tengah.

Nampak hadir pula Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, anggota DPRD Kota Bogor Heri Cahyono, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi dan tamu undangan lainnya.

Ketua Panitia Gunarto mengatakan, acara pagelaran wayang kulit ini dilaksanakan P2WP Kota Bogor dalam rangka peringatan tahun baru 1441 Hijriah sekaligus peringatan Hari Jadi RRI pada 11 September lalu. "Pagelaran wayang kulit ini dipilih karena untuk melestarikan budaya Jawa dan mengembangkan budaya lokal," katanya.

Menurutnya, wayang kulit ini dalam sejarahnya memiliki cerita sebagai media penyebaran agama Islam di Indonesia oleh para wali. Bahkan, pagelaran wayang kulit ini mengandung filosofi memberikan petunjuk hidup, seperti tolong menolong dan sebagainya.

Ketua P2WP Kota Bogor, Basuki menuturkan, acara ini sebagai bentuk pelestarian budaya. Di usianya yang ke 34 tahun pihaknya ingin terus melestarikannya agar tidak hilang atau punah ditelan zaman.

Secara khusus ia mengucapkan terima kasih atas dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan kehadiran Sekda Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat, meski baru saja pulang dinas dari luar kota.

Sekda Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat mengatakan, cerita tentang wayang kulit tidak hanya sekedar tontonan hiburan semata, tetapi ada tiga hal yang bisa dimaknai.

Pertama, manfaatnya mengandung edukasi. Jadi bisa menjadi tuntunan, sikap toleransi yang bisa dipetik dari sebuah cerita wayang kulit yang akan disampaikan dalang.

Kedua, sebagai sarana informasi. Kota Bogor ingin 5 tahun kedepan menjadi kota ramah keluarga, dengan 4 misinya, yaitu menjadikan Kota sehat, cerdas dan sejahtera. "Acara ini bisa dijadikan sarana informasi mengenai program Pemkot Bogor kedepan," katanya.

Ketiga adalah aspek kehidupan dan sosial. Karena ini bukan untuk pribadi saja, tetapi untuk banyak orang yang memberikan rujukan untuk bisa bermanfaat.

"Mudah-mudahan lewat acara ini kita bisa meniti, mendengar dan menjadi rujukan untuk para pamong sebagai pelayan masyarakat dan pelaksana kebijakan," ujarnya. (Humpro :SZ/Hari)