Beranda >

Berita > Karya Pamungkas Ade Sarip, Hadirkan Taman Penitipan Anak


30 September 2020

Karya Pamungkas Ade Sarip, Hadirkan Taman Penitipan Anak

Ade Sarip Hidayat sudah memasuki masa purnabaktinya sebagai Sekretaris Daerah Kota Bogor pada, Rabu (30/9/2020). Di hari terakhirnya bertugas pada hari itu, Ade Sarip meluncurkan Taman Penitipan Anak ‘Mutiara Tunas Praja’ di Klinik Korpri, Jalan Raya Pajajaran, Bogor Timur.

“Tiga tahun saya menjadi Ketua Korpri, ada empat hal yang ingin kita bangun untuk mensejahterakan anggota, yakni kesehatan, pendidikan, daycare (penitipan anak) dan niaga,” ungkap Ade.

Di bidang kesehatan, Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kota Bogor telah menghadirkan klinik dan sudah terdaftar di BPJS. “Sekarang malah sudah mandiri tidak lagi minta ke Korpri, sudah menghasilkan sesuatu untuk kepentingan Korpri termasuk juga para anggota di Kota Bogor sudah memanfaatkannya, walaupun belum secara menyeluruh. Untuk kepentingan Klinik Korpri, ditunjuk dokter Rubaeah (mantan Kadinkes) sebagai penanggung jawab,” ungkap Ade, Rabu (30/9/2020).

Di bidang pendidikan, Korpri sudah menyiapkan aset berupa lahan untuk dibangun SD atau SMP. “Kemudian kaitan niaga, saya sudah komunikasi dengan pengurus Korpri Pusat, sudah diskusi, rapat kerja, tinggal urusan tempat saja, mereka siap untuk memberikan bantuan, termasuk pengadaan barang dari pusat,” katanya.

Yang terakhir adalah daycare atau Taman penitipan Anak. “Alhamdulilah kita bisa resmikan. Harapannya para anggota Korpri yang punya balita bisa dititipkan di sini kemudian diasuh menjadi tunas-tunas yang baik sebagai pengayom, praja ke depan. Semua yang telah diresmikan merupakan sebuah sejarah bagi kami di Korpri Kota Bogor. Mudah-mudahan Korpri ini ada manfaat tidak sekedar tiap bulan memberikan bantuan kepada yang pensiun yang kebutuhan itu sudah Rp 1,8 miliar, tapi ada manfaat lain,” ujar Ade.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut juga hadir meresmikan Wali Kota Bogor Bima Arya. Ia bercerita pengalamannya menggunakan layanan daycare ketika kuliah di Canberra, Australia.

“Cerita sedikit, 2004 saat itu saya kuliah di Canberra. Kin (Kinaura Maisha, anak pertama Bima Arya-Yane Ardian) usianya masih dua bulan. Tapi Ibu Yane pengen kerja dan harus kerja karena dari uang beasiswa kurang. Rencananya waktu itu kita mau menitipkan Kin di daycare. Kita baru tahu ternyata tidak mudah mencari daycare di Canberra, penuh semua, ada aturan ketat sekali seperti masuk sekolah. Harus screening kesehatan dan lain-lain,” ungkap Bima.

Saat akan menitipkan anak, ada salah satu persyaratan yang belum bisa dipenuhi, yakni batas usia. “Baru boleh masuk minimal umur enam bulan. Sedangkan Ibu Yane sudah harus masuk kerja. Jadi, yang terjadi selama empat bulan saya gendong Kinaura ke mana-mana. Antar Bu Yane kerja, lalu Kinaura saya ajak ke kampus, saya ajak bimbingan, saya ajak segala macam selama empat bulan,” katanya.

“Setelah usianya enam bulan baru kita titipkan ke daycare. Agak lama juga akhirnya dapat daycare. Tidak mudah. Kita harus pastikan di daycare itu metodenya bagaimana. Kedua, kita harus pastikan di daycare itu steril anak-anaknya. Ketiga, haru sesuai juga dengan kantong kita waktu itu. Seperti sekolah persis,” tambahnya.

Menurut Bima, daycare itu banyak membantu, banyak menolong, banyak mengubah. “Perubahan yang paling jelas adalah yang tadinya Bu Yane dipanggil bunda. Begitu pulang dari daycare memanggilnya mommy. Karena yang lain manggilnya mommy. Diubah jadi bunda lagi ga bisa. Jadi sampai sekarang manggilnya mommy,” ujarnya.

Bima mengatakan, Indonesia sangat butuh sekali daycare. “Tetapi kita belum terbiasa mempercayakan pada orang. Kalau di sana, begitu sudah certified, berarti daycare-nya aman, sudah teruji semuanya, tidak sembarangan,” terang dia.

Bima pun mengapresiasi inisiatif Korpri Kota Bogor dalam mewujudkan hadirnya Taman Penitipan Anak ‘Mutiara Tunas Praja’. “Ini luar biasa inisiatifnya Insya Allah kita jadikan sebagai benchmarking penitipan anak yang baik. Jadi kita harus ada standarnya, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Siapa saja yang bisa masuk di sini, aturan mainnya gimana, jadi tenang kalau kita menitipkan anak itu bukan hanya sebatas ada yang jaga saja. Tapi di sini ada asupan yang lain,” jelasnya.

Bima juga mengingatkan kepada pengelola Taman Penitipan Anak untuk berhati-hati di masa pandemi ini. “Berdasarkan data Dinkes, penularan di kalangan anak-anak meningkat. Padahal mereka ini di rumah saja. Mereka terpapar orangtuanya dari luar. Kita tidak ingin ada hal-hal terjadi. Saya titip itu,” kata Bima.

“Ini adalah karya pamungkas dari Pak Ade Sarip. Hari ini (30 September) hari terakhir Pak Sekda bertugas bagi kita semua. Atas nama seluruh warga Bogor dan pemkot kami mengucapkan terimakasih atas inisiatif Pak Sekda dalam membangun Klinik Korpri ini dan juga sekarang berbagai macam fungsi yang ada di sini untuk kemaslahatan warga, persembahan dari Pak Ade dan Korpri untuk warga Kota Bogor,” pungkasnya. (prokompim)