03 Juni 2014
Hari Jadi Bogor Dari Baju Demang Beralih Ke Baju Kampret

Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kota Bogor memperingati Hari Jadi Bogor yang diperingati setiap 3 Juni, dalam dua tahun terakhir berbeda dari tahun – tahun sebelumnya.
Jika pada peringatan HJB tahun-tahun sebelumnya selalu mengenakan pakain adat sunda ala demang atau baju beskap dengan mengenakan bendo sunda, kini telah berubah mengenakan pakaian kampret atau baju pangsi, lengkap mengenakan totopong atau ikat kepala. Meskipun belum semuanya mengenakan, namun mayoritas yang hadir dalam rapat paripurna mengenakan baju kampret.
Seperti yang terlihat dalam Rapat Paripurna Istimewa HJB ke 532, Selasa (3/6/2014). Ruang Sidang paripurna DPRD Kota Bogor dipenuhi undangan berbaju hitam – hitam. Tak terkecuali Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wakil Walikota Usmar Hariman, dan Unsur Muspida Kota Bogor lainnya mengenakan pakaian Kampret.
Tak hanya, orang nomor satu dan nomor dua yang mengenakan baju Kampret, pimpinan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)., Camat dan Lurah serta pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Bogor lainnya juga mengenakan pakaian kampret.
Seperti tahun- tahun sebelumnya, Rapat Paripurna Istimewa HJB ke 532 penuh dengan nuansa sunda, Begitu juga dengan tamu undangan perempuan mengenakan pakaian kebaya dan kebaya tradisional Sunda.
Rapat Paripurna DPRD Kota Bogor dibuka Ketua DPRD Kota Bogor Mufti Faoqi dan menyampaikan kata sambutannya dalam bahasa Sunda. Walikota Bogor Bima Arya juga menyampaikan pidatonya dalam bahasa Sunda yang halus dan santun.
Dalam Rapat Paripurna juga disampaikan secara singkat pembacaan Sejarah Bogor oleh salah satu Seniman dan Budayawan Bogor Tjetjep Toriq, dan Pantun Pacilong.
Selain itu juga dilangsungkan pemberian ratusan penghargaan kepada masyarakat dan SKPD berprestasi dalam kegiatan lingkungan maupun pembangunan. Penggunaan Pakaian Kampret memperingati HJB diusulkan oleh satu Budayawan Bogor Dadang HP, sejak tahun 2012 lalu. Namun, baru terealisasi pada HJB ke 531, 3 Juni 2013 lalu.
Saat itu Walikota Bogor Diani Budiarto, dan Wakil Walikota Achmad Ru’yat mengenakan baju Kampret dalam Sidang Parpurna Istimewa DPRD memperingati HJB ke 532. Meskpun, tidak ada instruksi secara resmi ternyata penggunaan baju kampret diikuti oleh pimpinan SKPD, camat dan lurah se Kota Bogor.
“Memang tidak ada intsruksi secara tertulis harus mengenakan baju kampret, tapi hanya ada surat dari walikota Bogor kepada para pimpinan SKPD saat mengenakan pakaian adat sunda, “ kata Ketua Panitia Pentas Seni Rakyat Raksa Kabisa HJB ke 532 Shahlan Rasyidi.
Shahlan membenarkan, penggunaan baju kampret dan topopong digagas oleh salah satu Budayawan Bogor Dadang HP. “ Penggagasnya kang Dadang, dia yang secara gencar mengkampanyekan baju kampret,” kata Shahlan.
Shahlan menambahkan, dalam peringatan HJB sebelumnya hanya mengenakan pakaian adat sunda ala demang atau baju beskap dengan mengenakan bendo sunda. (TIM)
- Berita Terkini
- Kota Bogor punya racikan kopi bubuk yang melegenda. Kemasannya sederhana, namun cita rasa yang dimiliki teramat khas dan nikmat. Itulah kopi cap Liong
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berkomitmen untuk menanggung biaya pengobatan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) dari Dapur Satuan Pelayanan Pe
- Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya, menuturkan bahwa untuk menuju Indonesia Emas 2045, setiap daerah harus memiliki kapasitas penguata
- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menghadiri pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) ke-VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang ber
- Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Hanafi memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar ( Saber Pungli) Ta