Beranda >

Berita > Pengajian Bagi Alumni Haji


08 September 2014

Pengajian Bagi Alumni Haji

Yayasan Pondok Pesantren (YPP) Baiturrahim yang berlokasi di Komplek Bumi Menteng Asri Kota Bogor mengelar pengajian rutin tiap bulan minggu pertama bagi para haji yang berangkat dengan Baiturrahim. “Hal ini untuk melestarikan kemabruran mereka”, kata Ketua YPP Baiturrahim yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH. Adam Ibrahim di YPP Baiturrahim Komplek Bumi Menteng Asri (7/9).

Adam juga berharap kepada para haji, dalam rangka membina dan melestarikan kemabruran mereka, dan mereka itu tidak lupa sudah haji,  kita menyarankan mereka untuk bergerak dibidang sosial, membantu pemerintah dengan banyak bersodaqoh, berinfaq, “salah satu ciri haji mabrur itu berinfaq dan bersodaqoh”.

Tahun ini KH. Adam Ibrahim juga akan berangkat ke Mekah, mendapat tugas sebagai TPHD (Tim Pemandu Haji Daerah) Jawa Barat, dan 8 September 2014 akan membawa kloter 20 yang berjumlah 444 orang.

Kepada haji yang baru Adam berharap dalam melaksanakan ibadah haji mudah-mudahan kita diberikan kekuatan, kelancaran dan menjadi haji yang mabrur. “Mudah-mudahan saya sehat, kuat, dan diberikan kemampuan, sebab tanggung jawab saya sekarang bukan hanya Baiturrahim, tetapi juga bertanggung jawab pada kloter 20 Kota Bogor”, tutur Adam.

Walikota Bogor Bima Arya dan Ibu yang juga hadir mengucapkan Alhamdulillah karena telah dipertemukan kembali oleh Allah dengan para jemaah Baiturrahim. “Semoga terus diberikan kesehatan untuk terus menyambung silaturahmi”.

Bima juga mendoakan kepada semua calon jemaah haji tahun itu semoga diberikan kelancaran dan kesehatan dan pulang kembali ke Indonesia dalam keadaan sehat walafiat. Pada kesempatan itu Bima juga meminta doa restu, karena Insya Allah akan berangkat ke tanah suci Mekah untuk menuaikan ibadah haji pada tanggal 17 September 2014 mendatang.

Bima juga berharap silaturahmi ini terus berlanjut panjang, “agar kita selalu dirawat dan dijaga tingkat keimanan kita, jangan menjadikan haji sebagai seremoni atau status sosial saja, tapi ada maknanya bagi tingkat keimanan kita”, tutup Bima. (Gus/Met)

editor: sisco sirait