Beranda >

Berita > Ikatan Perantau Minang Pemersatu Para Perantau


13 September 2014

Ikatan Perantau Minang Pemersatu Para Perantau

Ikatan Parantau Minangkabau (IPM) yang berdiri 14 April 2014 sebagai wadah berkumpulnya para perantau asal Minang yang ada di tanah rantau mengadakan acara hiburan tradisional Minangkabau ‘Marantang Panjang Mangambang Laweh’ di halaman Balaikota Bogor (13/9).

Hiburan tradisional yang disajikan diantaranya randai, rabab, saluang, gamaik, tari, talempong dan lagu pop minang. Bertujuan mengangkat budaya yang sudah lama ditinggalkan dan tetap melestarikan walaupun diperantauan.

ikm14

Dalam sambutannya Ketua Pelaksana IPM Lettu Sahdan Bandaro Hitam mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Walikota Bogor Bima Arya yang mengijinkan dipakainya halaman Balaikota Bogor sebagai tempat penyelenggaraan acara. Bandaro juga berpesan agar semua pengunjung membantu bersama dalam menjaga ketertiban, kebersihan dan keamanan acara yang akan berlangsung sampai minggu dini hari.

Acara ini juga mengundang 18 kota/kabupaten yang ada di Sumatera Barat. Tampak hadir Bupati Agam Indra Catri. Senada dengan sambutan Ketua Pelaksana, Indra juga mengucapkan terimakasih kepada Walikota Bogor sehingga acara ini bisa terlaksana di halaman Balaikota Bogor.

“Seperti kata pepatah hujan batu dinegeri kita hujan emas di negeri orang, rasa cinta kepada negeri kita menjadi tujuan bagaimana mengangkat budaya yg sudah lama ditinggalkan di kampung halaman, disini kita bisa bersama menikmati hiburan tradisional khas Minang”, sambut Indra, “tujuannya mengikat silaturahmi dan melestarikan budaya minang yang tidak lekang oleh hari dan tak lapuk oleh hujan”.

ikm12_1

Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat yang mewakili Walikota juga memberi sambutan atas penyelenggaraan acara ini. Pelaksanaan kegiatan ini menegaskan identitas Kota Bogor sebagai kota multi etnis dan budaya. “Meski Sunda adalah suku asli Kota Bogor dan dominan, hal ini tidak menghalangi ruang untuk budaya lain berkembang di Kota Bogor”, jelas Ade.

“Akulturasi budaya tumbuh memperkuat identitas budaya, ada pelaksanaan cap go meh yang sudah berusia ratusan tahun di kota bogor”, lanjut Ade, “identitas bogor mulai dari jawa, sunda, arab, padang atau batang, dan kita besyukur dengan berbeda etnis tidak menjadi konflik justru menjadi penguat identitas Kota Bogor”.

“Semoga keindahan harmoni yang terjaga bisa dipertahankan bersama-sama, saya juga mengajak keluarga besar IPM yang ada di kota Bogor untuk mencintai dan ada rasa memiliki Kota Bogor”, kata Ade lebih lanjut, “mengingat masalah yang dihadapi kota ini sangat berat sehingga butuh dukungan seluruh elemen masyarakat”.

Selain acara hiburan dilaksanakan juga pengukuhan pengurus IPM dari beberapa perwakilan yang ada di Indonesia.

Satu hal yang menarik, acara yang diselenggarakan di Kota Bogor ini menarik minat para perantau minang dari beberapa tempat jauh. Diantaranya dari Halmahera, Riau dan Lampung yang turut hadir. (sisco sirait)