Beranda >

Berita > Ecodome Wahana Edukasi Baru KRB Berbasis Teknologi


13 November 2017

Ecodome Wahana Edukasi Baru KRB Berbasis Teknologi

Sebuah bangunan berbentuk seperti kubah yang diberi nama Ecodome berdiri gagah di lapangan Kebun Raya Bogor. Bangunan yang diadopsi dari Belanda ini sudah dinantikan kehadirannya sejak Hari Jadi Kebun Raya Bogor (KRB) ke 200 tahun pada 18 Mei lalu. Namun karena membutuhkan landasan (tanah-red) yang keras baru bisa dilakukan beberapa bulan kemudian.

“Waktu itu kan musim hujan jadi tidak bisa dilakukan,” ujar Kepala Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan LIPI, Prof. Enny Sudarmonowati seusai pembukaan Ecodome di Kebun Raya Bogor, Senin (13/11/2017).

Ia mengatakan, Ecodome ini menjadi tempat edukasi lingkungan berbasis teknologi dan inovasi agar masyarakat dapat mengetahui apa saja yang bisa dilakukan terkait inovasi teknologi daur ulang sumber daya alam. Mulai dari mendaur ulang air hujan, tanaman-tanaman tetap hidup dengan Green Irigation yang merupakan contoh pembangunan berkelanjutan secara sederhana.

“Nanti akan ada guide (pemandu) yang menjelaskan Ecodome dan akan selama satu tahun akan diisi kegiatan-kegiatan. Mulai dari pameran, diskusi berbagai hal, meeting hingga diklat,” terangnya.

Dia menuturkan, bentuk ecodome yang bulat seperti kubah ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, dengan bentuk bulat akan lebih kuat jika terkena angin. Selain itu penyinaran dari cahaya matahari untuk tanaman akan lebih merata. Serta diatas kubahnya pun terdapat lumut-lumut hijau yang berfungsi memberi efek Ecodome lebih teduh.

“Species tanamannya kita cari yang bisa hidup di dalam ruangan dan tetap membutuhkan cahaya dan banyak tanaman langka dari indonesia yang ditanam di Ecodome,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala KRB Didik Widyatmoko mengatakan, Ecodome ini sebagai inspirasi melakukan urban farming ditengah kondisi perkotaan yang sangat padat. Caranya dengan menanam tanaman menggunakan teknik vertikal tanpa memerlukan lahan luas. Selain itu hadirnya Ecodome ini menjadi wahana baru yang dapat menarik pengunjung selain hanya sekedar bereakreasi.

“Ecodome ini seratus persen bantuan Belanda, tanamannya dari KRB. Minimal Ecodome ini sampai satu tahun, tapi kami berusaha kalau bisa permanen dengan mengajukan permohonan kepada pemerintahan Belanda agar ini dihibahkan,” pungkasnya. (fla/lani-SZ)