28 November 2020
Pemkot Dorong Pasar Tanaman Hias Minaqu Home Nature

Melonjaknya harga tanaman hias di masa Pandemi menjadi peluang bisnis menjanjikan di tengah masa Pandemi Covid-19.
Peluang ini pun ditangkap CEO Minaqu Home Nature Ade Wardhana Adinata bekerjasama dengan PT. GAP (Grup Bakrieland) membuat Pasar Tanaman Hias terbesar di Indonesia yang berada di kawasan elit Bogor Nirwana Residence (BNR) Kota Bogor.
Pasar Tanaman Hias ini menampung 70 petani tanaman hias Kota dan Kabupaten Bogor yang sudah tergabung di bawah naungan Minaqu Jungle Fest.
Para petani Minaqu Jungle Fest ini selain diberikan kios gratis, turut dibantu mendapatkan sertifikat dan sebagai perusahaan eksportir tanaman hias, Minaqu Home Nature juga membantu petani mengekspor tanamannya ke luar negeri melalui promosi di website Minaqu.
"Ini agar pembeli dari luar negeri bisa dengan mudah memesannya. Harga tanaman hias yang diekspor tentu akan jadi lebih mahal sehingga petani akan dapat untung lebih besar," ujar Wakil Direktur Minaqu Home Nature, Yasmin Sanad usai pembukaan Pasar Tanaman Hias, di Jungle Fest, BNR, Kota Bogor, Sabtu (28/11/2020).
Yasmin mengatakan, pasar Tanaman Hias ini akan menetap di BNR alias tidak ada batas waktu namun dengan evaluasi setiap tahunnya.
Tak ayal pihaknya terus berupaya melakukan promosi agar semakin banyak pengunjung dan pembeli baik dari dalam negeri maupun mancanegara, sehingga berdampak pada meningkatnya ekonomi para petani di Bogor.
"Dari pasar ini juga, Minaqu bersama PT GAP akan membuat kultur jaringan terbesar yang tentunya bisa lebih banyak menampung para petani tanaman hias, karena di data kami sudah ada 32 petani yang ingin mendaftar di sini," imbuhnya.
Yasmin menuturkan, tidak ada syarat khusus untuk bergabung di Pasar Tanaman Hias, yang terpenting mereka petani murni. Yakni petani yang bisa turut mengedukasi pembelinya bagaimana cara dan trik merawat tanaman hias.
"Di pasar tanaman hias ada tanaman termahal yakni Janda Bolong dengan harga Rp 80 juta dan Melano Rp 16 juta, kemudian yang termurah tanaman keladi Rp 50 ribu," katanya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, ini salah satu berkah dari Pandemi Covid-19. Bisnis tanaman hias ini peluang yang sekarang ditangkap banyak orang. Bukan saja sekedar mengisi waktu tapi ada perputaran ekonomi di sini.
Ia pun melihat industri tanaman hias ini prospeknya akan bagus dan di masa Pandemi momentumnya harus dimaksimalkan.
"Saya apresiasi Minaqu yang menginisiasi ini. Pemkot mendorong, kita ingin tidak saja mempopulerkan budidaya menanam tanaman hias tapi berharap ada perputaran ekonomi dan ada profesi baru yang perspektif kedepannya," pungkasnya.
Di kesempatan itu, Bima Arya turut membeli beberapa tanaman hias, yakni Teplan, Cladi Kantong Semar, Miana dan salah satu petani memberikan satu pot kaktus. (Prokompim :fla/adit-SZ)
- Berita Terkini
- Seorang kakek bernama Ogan (78) yang berprofesi sebagai penjual buah menjadi korban pemukulan orang tak dikenal (OTK) di Jalan Raya Loji, Bogor Barat,
- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengapresiasi atas langkah awal menuju persiapan pelaksanaan Festival Merah Putih (FMP) 2025 yang juga melibatkan par
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama DPRD menggelar Rapat Paripurna di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kota Bogor, Jalan Pemuda, Kota Bogor, Rabu
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan operasi terhadap angkutan kota (angkot). Operasi ini menyasar angkot yang
- Di usianya yang telah menginjak 96 tahun, Mbah Supinah tetap setia menapaki kesehariannya dengan berjualan. Semangatnya tetap menyala dalam menjalani