Beranda >

Berita > Mahkota Raja Pajajaran Binokasih dan Artefak Dipamerkan di Perpustakaan Kota Bogor


19 April 2024

Mahkota Raja Pajajaran Binokasih dan Artefak Dipamerkan di Perpustakaan Kota Bogor

Mahkota Raja Pajajaran Binokasih kembali dikirab dari mulai Sumedang, Ciamis sampai ke Kota Bogor. Di Kota Bogor Mahkota Binokasih diserahkan Raden Anom kepada Wali Kota Bogor, Bima Arya di Plaza Balai Kota Bogor, Kamis (18/4/2024).

Usai diterima Wali Kota Bogor, Mahkota Binokasih kembali dikirab sampai ke Perpustakaan Kota Bogor di Jalan Kapten Muslihat untuk dipamerkan selama dua hari.

"Kirab Mahkota Binokasih merupakan salah satu pusaka kebanggaan seluruh keluarga Pajajaran. Harapan saya, hal ini dapat menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi antara Seke Seler Galuh dari Ciamis, Pakuan dari Kota Bogor, dan Sinareng Sumedang Larang dari Kabupaten Sumedang," ujar Bima Arya.

Bima Arya mengatakan, Mahkota Binokasih merupakan simbol keagungan Pajajaran yang perlu dilindungi dan dijaga oleh setiap orang sebagai ahli warisnya. Kisah Kerajaan Pajajaran merupakan kisah para agen besar dalam kejayaan rakyatnya. Kepemimpinan Prabu Siliwangi merupakan kepemimpinan yang membimbing seluruh rakyat. Pemimpin yang sayang rakyatnya, rakyat yang menghormati pemimpinnya, warga negara yang saling menghargai.

"Tidak akan ada negara makmur dalam sejarah yang tidak memiliki agen intelijen unggul dan tidak akan ada dalam cerita, negara maju tanpa warga negara yang bersatu. Mari berjabat tangan, saling mencintai dan saling menjaga sesama kita," jelasnya.

Di tempat yang sama, Penanggung Jawab Kirab Mahkota Binokasih, Gatut Susanta mengatakan, Mahkota Binokasih ini dibuat pertama kali tahun 700 Masehi di Galuh Ciamis, kemudian Mahkota dibawa ke Pakuan Pajajaran. Pada masa Prabu Siliwangi terakhir yakni Prabu Suryakancana, sebelum Pajajaran diserang Banten dan Cirebon, mahkota ini diserahkan ke keraton Sumedang dan mahkota disimpan sampai sekarang.

"Jadi untuk mengenang kisah perjalanan mahkota ini setiap tahun keraton Sumedang melakukan kirab agar masyarakat mengetahui ceritanya. Aslinya mahkota yang terbuat dari emas seberat 8 kg ini sudah ada bagian yang rusak, lalu direkonstruksi lagi, namun elemen yang dari 700 tahunnya masih ada," kata Gatut.

Gatut menambahkan, tak hanya memamerkan Mahkota Binokasih, ada pula pameran artefak langka jejak perjalanan Islam di Indonesia. Artefak Islam yang dipamerkan mulai dari Al-Qur'an abad ke-15 yang ditulis Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, Kiswah makam Baginda Rasulullah di Madinah di era Khalifah Utsmani, Al-Qur'an yang ditulis di daun lontar dan Al-Qur'an kecil.

"Semua artefak ini asli, khusus yang artefak dari Khalifah Utsmaniyah ada dokumen pelepasan hak dari Raja Utsmaniyah. Tadinya artefak ini akan dipamerkan di museum yang akan dibuat di Jakarta, namun karena ada halangan, jadinya sekarang ditaruh di pesantren pagentongan Al-Falak," kata dia. (Prokompim)