Beranda >

Berita > Sekda Berikan Tausiah Ramadan Jajaran Dinkes Kota Bogor


22 Mei 2019

Sekda Berikan Tausiah Ramadan Jajaran Dinkes Kota Bogor

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Ade Sarip Hidayat memberikan tausiah saat pengajian Ramadan di Mushola Ibnu Sina, Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Rabu (22/05/2019) pagi.

Dalam tausiahnya Sekda menyampaikan bahwa saat 3-4 bulan dalam kandungan Allah SWT memberikan tiga hal kepada calon manusia. Pertama adalah ruh. Ruh ini diberikan kepada calon manusia pada usia 4 bulan dalam kandungan, pembuktiannya perut ibu bergerak. “Itu bukti bahwa ruh sampai kepada calon manusia,” katanya.

Kedua adalah ajal. Semua manusia sudah ditentukan ajalnya, hari apa dan jam berapa. Sehat bukan persyaratan, umur tua bukan persyaratan. “Jadi setiap orang itu sudah dipastikan ajalnya, kapan dan jam berapa,” ujarnya.

Yang ketiga Iradah. Setiap manusia diberikan hak, Iradah namanya, yaitu kecenderungan. Kecenderungan ini tergantung pembinaannya. Dijamin oleh Allah ketika pembinaannya dengan ilmu di dalam Al Qur’an maka akan menghasilkan manusia bertakwa.

Selain itu Ade menyebutkan, setiap hak muslim pada muslim lain ada enam, yakni ketika bertemu orang lain harus menyampaikan salam. Ketika diundang wajib datang. Ketika meminta nasehat harus dilakukan. Ketika ada yang sakit wajib menjenguknya dan kewajiban mengantarkan jenazah. "Mungkin ini juga perlu jadi referensi dalam kehidupan," sebutnya.

Sedangkan cerita tentang shaum, tidak ada kata lain justru bereferensi dari perintah Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 183. Kalau memahami surat ini ada empat hal substansi pokok yang perlu dipahami dengan jelas.

Pertama surat ini adalah seruan. Ada yang menyeru dan ada yang diseru. Perintah dari Allah yang menyerunya dan yang diserunya adalah orang beriman. Substansi kedua adalah visi seruannya.

Lalu yang ketiga adalah keterangan bahwa shaum ini diperintahkan kepada orang-orang yang beriman sebelum kaum Nabi Muhammad SAW. Kemudian yang keempat adalah tujuan shaum, yaitu supaya bertakwa.

Selanjutnya cerita tentang yang diseru. Ade berharap bisa menjadi bagian dari orang-orang yang beriman. Iman itu harus tertambat dalam qolbu atau dalam hati. Terkumandang terhadap ucapan dan menjadi amal perbuatan. “Ternyata iman itu mengandung tiga aspek kehidupan, yaitu hati, ucapan dan perbuatan,” tuturnya.

Ade melanjutkan, cerita substansi pokok masalah yang perintahnya. Isi perintahnya adalah shaum. Kemasan bahasa sekarang puasa. Padahal setiap kata itu mengandung makna. Shaum ini bahasa Qur’an maka akan jauh beda maknanya ketika dibilang puasa yang berasal dari bahasa sansekerta.

"Puasa itu dua kata. Puas dan asa. Asa itu keinginan, kalau keinginan pasti dengan hawa nafsu. Bicara tentang shaum adalah pembinaan ketabahan iman. Kata siapa ? Kata Rosul dalam hadist bukan kata kyai. Jadi pembinaan ketabahan iman itu adalah shaum. Dengan shaum diharapkan manusia mencapai satu tujuan yaitu taqwa," katanya.

Hadir pada pengajian tersebut, Kepala Dinkes Kota Bogor Rubaeah, para Kabid dan Kasi serta karyawan dan karyawati. (Humpro :Tria/Met-SZ)