Beranda >

Berita > Pembelian Batik ASN Tidak Gunakan APBD


12 Agustus 2020

Pembelian Batik ASN Tidak Gunakan APBD

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor, Ganjar Gunawan menegaskan, pembelian Batik ASN tidak ada satu rupiah pun menggunakan dana APBD. Sebab, OPD tidak diperbolehkan untuk menganggarkan pengadaan baju batik.

“Jadi, tidak ada satu rupiah pun dana APBD di pembelian Batik ASN, karena aturannya tidak boleh OPD menganggarkan untuk pengadaan baju Batik. Sehingga, pembelian kain Batik ASN ini murni menggunakan dana pribadi masing-masing ASN di masing masing OPD, dan sifatnya juga tidak bisa memaksa,” katanya, Rabu (12/8/2020).

Untuk para pengrajin batik tersebut kata Ganjar adalah pengrajin binaan Dekranasda. Dekranasda Kota Bogor hanya sebagai koordinator saja untuk pemesanan kain Batik ASN dari setiap OPD. Hal ini utk memudahkan proses pemesanan ke pengrajin.

“Karena kemampuan produksi masing-masing pengrajin batik itu tidak sama perharinya. Sehingga, kuotanya diatur berdasarkan kesepakatan bersama dengan para pengrajin Batik. Dan tidak ada 1 (satu) rupiah pun dana dari belanja ke pengrajin yang diperuntukkan untuk Dekranasda Kota Bogor,” tegasnya.

Mengenai harga batik kata dia, merupakan hasil musyawarah dan kesepakatan bersama para pengrajin batik dengan Dekranasda dan harga tersebut sudah jauh lebih murah dari harga yang ditawarkan.

“Batik ini adalah batik Cap dan tulis. Dibuat handmade oleh para pengrajin Batik Bogor, dengan tujuan memberdayakan dan mensejahterakan para pengrajin Batik Bogor. Kalo bukan kita, siapa lagi ?,” kata Ganjar.

Motif Batik ASN adalah hasil sayembara Batik yang sebelumnya. Sekitar tahun 2015 pernah diadakan di mall Botani Square kerja sama dengan Dekranasda Kota Bogor. Kemudian para pemenang motif Batik tersebut dilaporkan hasilnya wali kota.

“Setelah melalui pertimbangan yang matang, maka dipilihlah motif Batik ASN yang sekarang diproduksi,” sebutnya.

Ketua Harian Dekranasda Kota Bogor ini menambahkan, ukuran kain batik ASN yang diproduksi para pengrajin ada 2 (dua) ukuran , yakni ukuran 2,5 meter dengan harga Rp 275 ribu dan ukuran 2,25 meter dengan harga Rp 225 ribu.

“Hal ini disepakati karena ukuran badan masing masing ASN itu tidak sama alias berbeda-beda,” jelasnya.

Untuk pembuatan batik ASN, sambung dia, turut melibatkan lima pengrajin binaan di Kota Bogor melalui Disperindag dan Dekranasda, yakni Batik Tradisiku, Batik Handayani Geulis, Batik Pancawati, Batik Paniisan dan IRD Batik.

Sementara itu, pemilik batik Pancawati, Sri Hartati yang merupakan salah satu pengrajin batik ASN menyatakan, sejak 2019 pihaknya telah memproduksi kurang lebih 300 kain batik ASN. Mengenai pemesanannya ia diminta Dekranasda Kota Bogor.

“Tapi semenjak pandemi belum produksi lagi dan dirumah kurang lebih ada 70 potong lagi,” katanya. (Prokompim)