13 April 2016
4T dan Terlambat Jadi Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi

Tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) khususnya dalam tiga tahun terakhir ini harus dicermati dengan sangat hati-hati dan teliti. Apalagi tren setiap tahunnya terus meningkat. “Apa sebetulnya penyebab tingginya AKI dan AKB ini,” tanya Walikota Bogor Bima Arya saat membuka rapat koordinasi bulan pemeriksaan ibu hamil Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor yang dirangkai dengan pencanangan kaser pigawe lima, opat sauyunan di Ruang Rapat I Balaikota, Rabu (13/04/16).
Berdasarkan data dari Dinkes, Bima menyebutkan, AKI di tahun 2014 silam tercatat sejumlah 6 kasus dan naik jumlahnya menjadi 21 di tahun 2015 lalu. Begitu juga dengan AKB, dari yang tercatat sebanyak 55 kasus di tahun 2014 naik menjadi 65 kasus di tahun 2015. “Artinya tren ini naik terus dalam dua-tiga tahun terakhir. Memang seperti sudah disampaikan Kepala Dinkes, ada beberapa hal yang menjadi penyebab tingginya AKI dan AKB ini,” kata Bima.
Selain faktor penyakit dan kendala dalam proses persalinan, yang turut menjadi penyebab tingginya AKI dan AKB ini karena 4T dan Terlambat. Yaitu terlalu sering melahirkan, terlalu tua usianya saat hamil atau melahirkan, terlalu muda usia saat kehamilan, dan terlalu rapat jarak kehamilan serta terlambat saat mendeteksi kehamilan dan terlambat mencari atau mendapatkan fasilitas kesehatan. “Jadi memang banyak hal yang harus terus disampaikan kepada warga, khususnya yaitu mengenai 4T dan terlambat ini. Karena memang persoalan kehamilan ini adalah persoalan yang harus menjadi perhatian dan komitmen bersama,” ungkap Bima.
Oleh sebab itu, harus adanya data-data yang tepat. “Dan ini betul-betul dibutuhkan team work. Jadi koordinasi Disdukcapil, Disnakersostrans, BPMKB, Dinkes termasuk para camat, lurah, dan kader PKK untuk melakukan pendeteksian ibu-ibu hamil,” pungkasnya. (Donni/Rahmat/Ismet/foto:Agus)
- Berita Terkini
- Seorang kakek bernama Ogan (78) yang berprofesi sebagai penjual buah menjadi korban pemukulan orang tak dikenal (OTK) di Jalan Raya Loji, Bogor Barat,
- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengapresiasi atas langkah awal menuju persiapan pelaksanaan Festival Merah Putih (FMP) 2025 yang juga melibatkan par
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bersama DPRD menggelar Rapat Paripurna di Ruang Rapat Paripurna Gedung DPRD Kota Bogor, Jalan Pemuda, Kota Bogor, Rabu
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan operasi terhadap angkutan kota (angkot). Operasi ini menyasar angkot yang
- Di usianya yang telah menginjak 96 tahun, Mbah Supinah tetap setia menapaki kesehariannya dengan berjualan. Semangatnya tetap menyala dalam menjalani