15 Januari 2015
Pedestrian Terus Dibenahi

Proyek pembangunan pedestrian di jalan Kapten Muslihat terus berlanjut. Setelah menyelesaikan tahap 1 dan tahap 2 di Jalan Nyi Raja Permas yang terus disambung sampai dengan depan Hotel Salak, pembangunan pedestrian kini memasuki tahap ke-3. Pembangunan jalur pejalan kaki tahap 3 berlangsung di jalur antara depan SMA Negeri 1 Bogor sampai di depan Stasiun Kereta Paledang.
Pembuatan pedestrian yang didukung Kementrian Perhubungan ini, berbeda dengan trotoar biasa. Selain lebih lebar, juga ada jalur khusus untuk para penyandang cacat fisik dan bisa dilalui para pengguna sepeda. “Selain itu pedestrian ini ditujukan untuk memudahkan pengguna jalan berganti moda transportasi,” kata H.A.Tedy Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan, DLLAJ Kota Bogor.
Mereka yang naik angkot kemudian mau berpindah naik kereta api, tidak repot berjalan di trotoar yang sempit dan tidak nyaman. Menurut Tedy, jalur pedestrian ini dibangun untuk membiasakan masyarakat mau berjalan kaki dan tidak selalu tergantung sepenuhnya pada angkutan umum, apalagi kendaraan pribadi. “Oleh karenanya pedestrian dibuat senyaman mungkin, supaya masyarakat tertarik dan mau berjalan kaki disitu,” lanjutnya.
Proyek ini akan terus berlanjut sampai tahap berikutnya pada jalur antara SMA Negeri I sampai dengan Bogor Trade Mall (BTM). Juga sedang dikaji pembangunan model pedestrian yang sama pada sisi jalan yang melingkari Kebun Raya. Supaya keindahan dan kenyamanan Kebun Raya terdukung oleh kenyamanan dan keindahan di lingkar luarnya.
Penerapan Model
Model pedestrian yang sama kini diterapkan pada pembenahan jalur trotoar di Jalan Lodaya, mulai dari depan Hotel Pangrango 3 sampai dengan samping Mc Donald dan Jalan Kumbang. “Modelnya memang mengikuti pedestrian yang sudah dibangun di Jalan Kapten Muslihat, walaupun ada beberapa penyesuaian dengan kondisi lokasi,” kata Bayu Herlambang, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan Wilayah III, Dinas Bina Marga Kota Bogor.
Berdasarkan kondisi lingkungannya, lebar trotoar Jalan Lodaya berkisar antara 1,5 m sampai dengan 2 meter. Bahan yang digunakan juga berbeda, karena trotoar ini mempergunakan konblock. Penggunaan jenis bahan ini dipilih karena dinilai ramah lingkungan. Jalur trotoar berbahan konblock masih bisa menyerap air hujan, mudah dibentuk menyesuaikan kondisi jalur dan lebih mudah dipelihara.
“Walaupun berbahan konblock, tetap diusahakan supaya pejalan bisa kaki lebih nyaman karena jalur trotoar ini tidak ada undakan anak tangga,” lanjut Bayu. Maksudnya, ketika jalur trotoar bertemu dengan jalur pintu masuk rumah, kantor, ruko atau bangunan lainnya, badan trotoar dibuat melandai. Dengan demikian pengguna jalan tidak perlu repot naik anak tangga. Bahkan seandainya pengguna sepeda pun menggunakannya tidak kerepotan. Selain itu juga ada jalur untuk para penyandang cacat.
Pembenahan atau pembangunan trotoar sebetulnya bermanfaat bukan hanya untuk memfasilitasi para pejalan kaki, karena trotoar juga punya fungsi lain. “Trotoar kedepan dapat juga digunakan sebagai garis batas antara lahan milik pribadi dengan badan jalan yang merupakan milik publik,” jelas Bayu. Dengan adanya trotoar, pemilik rumah atau bangunan tidak akan bingung lagi dalam menentukan berapa jarak ideal bangunan mereka terhadap jalan sehingga bangunan mereka benar-benar aman.
Pada perbaikan trotoar di Jalan Lodaya, Bayu menemukan contoh kasus ketika bagian trotoar dan jalan yang sudah rusak tergerus waktu sehingga fungsi trotoar menjadi hilang dan pejalan kaki terganggu. Itu sebabnya trotoar tersebut kami perbaiki dan dikembalikan fungsinya sebagai jalur trotoar sehingga dapat meminimalisir keadaan yang tidak kita inginkan seperti kecelakaan yang diakibatkan pejalan kaki berjalan tidak pada tempatnya ataupun badan jalan akibat rusaknya kondisi trotoar ataupun belum tersedianya sarana trotoar di lokasi tersebut.(Humas)
- Berita Terkini
- Ketua Dekranasda Kota Bogor, Yantie Rachim, menyampaikan mimpinya untuk membawa batik Bogor ke tingkat yang lebih tinggi. Hal tersebut ia sampaikan da
- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim meresmikan hasil revitalisasi Taman Kreasi Olah Sampah Terintegrasi (Takesi) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
- Setelah menerapkan larangan bagi pengamen beroperasi di angkutan kota (angkot), Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim kembali mengambil langkah tegas denga
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menegaskan komitmennya dalam mendukung kerja sama pendidikan internasional melalui program pertukaran pelajar dan buday
- Beberapa kesepakatan penting dihasilkan dalam Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) III Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang digelar