Beranda >

Berita > Mengelola Sampah di Bank Sampah Melati Bersih


04 Februari 2018

Mengelola Sampah di Bank Sampah Melati Bersih

Sampah sangatlah mengganggu pemandangan dan juga dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, sampah juga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti Demam Berdarah, TBC dan lain-lain.

Di Kota Bogor, sampah justru ditabung atau dikumpulkan oleh warga sehingga bisa menghasilkan uang dalam bentuk tabungan sampah. Seperti Bank Sampah Melati Bersih yang berlokasi di jalan Mutiara Selatan Blok, Perum Villa Mutiara Bogor, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

Bank sampah yang berdiri sejak 2014 diinisiasi Tantan Hermansah. Bahkan pada tahun 2017 bank sampah ini mendapatkan penghargaan sebagai bank sampah terbaik se-Kota Bogor, juga pada tahun 2015 bank sampah ini diapresiasi sebagai bank sampah berbasis masyarakat oleh komunitas sampah dari Hiroshima, Jepang.

Tantan Hermansah yang merupakan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga mendirikan Komunitas Wanita Tani. Komunitas ini muncul karena banyak para ibu pada umumnya saat menunggu suaminya atau anak-anaknya pulang dengan mengobrol yang tidak produktif.

“Sampai ada ibu-ibu dan keluarganya yang datang bawa sampah pakai mobil hanya untuk ditimbang. Jadi dengan adanya komunitas ini menjadikan ibu-ibu tersebut melakukan pekerjaan yang produktif, bermanfaat, juga memberikan maslahat bukan bagi lingkungan tapi juga bagi umat manusia,” katanya saat kegiatan "Bogorku Kota Hijau dan Nyaman" di Sekolah KB-TK Kinder Globe Indonesia Cabang Bogor, Jalan Mutiara Selatan Blok B Perum Villa Mutiara Bogor, Kelurahan Mekar Wangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Minggu (04/02/2018).

Di dalam komunitas bank sampah ini, Tantan mengajarkan warga mengenai kepedulian untuk tidak mencemari lingkungan, minimal dengan sampah yang bisa dijadikan uang. Banyak juga orang tua yang mengajak anaknya untuk mengumpulkan sampah dan menyerahkannya ke Bank Sampah Melati Bersih. Hal ini sebagai wujud edukasi kepedulian terhadap anak-anak agar terbiasa untuk tidak mencemari lingkungan.

“Untuk mempertahankan komunitas bank sampah ini dibutuhkan usaha yang cukup besar, karena tidak semua orang mau berkecimpung dengan sampah. Tidak bisa bank sampah hanya lembaganya saja, tetapi komunitasnya tidak dibangun,” ucap Tantan.

Di TK Kinder Globe Indonesia Cabang Bogor yang dipimpinnya dalam metode pembelajaran ia mengajarkan anak didiknya mengenal mana yang termasuk sampah organik dan anorganik sehingga mereka dapat mengetahui mana saja sampah yang memiliki nilai ekonomi maupun tidak.

“Kinder Globe Indonesia merupakan Taman Kanak-Kanak yang memiliki visi membangun pendidikan berkarakter di Indonesia. Kami percaya bahwa untuk membangun pendidikan ini dimulau dari level paling dasar, yakni TK,” sebutnya. (Adrian/Ilham/Lutfi:Magang-SZ)