Beranda >

Berita > Kelurahan dan Kecamatan Intervensi Baduta Demi Turunkan Angka Stunting


05 Oktober 2024

Kelurahan dan Kecamatan Intervensi Baduta Demi Turunkan Angka Stunting

Kelurahan dan Kecamatan Intervensi Baduta Demi Turunkan Angka Stunting

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar Evaluasi dan Monitoring Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Bogor Creative Center (BCC), Jalan Ir. Juanda, Kamis (3/10/2024). Pada evaluasi dan monitoring TPPS ini, camat atau sekretaris camat dari Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Bogor Tengah diminta untuk melakukan ekspos di hadapan seluruh lurah, tanpa terkecuali Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah, selaku Ketua TPPS Kota Bogor.

"Jadi dua hari ini camat ekspos di hadapan semua lurah dan OPD pendampingnya. Ada dua target sasarannya. Pertama, menurunkan stunting, kedua, keluarga berisiko stunting tidak menjadi stunting alias tidak ada stunting baru," ujar Syarifah.

Syarifah mengatakan, pada ekspos ini camat menampilkan data-data stunting berdasarkan by name by address setiap anak di bawah umur dua tahun (Baduta). Dari data ini akan terlihat anak-anak mana yang sudah atau yang belum diintervensi, baik dari CSR, pemberian makanan tambahan, dan lainnya.

"Setiap anak punya persoalan kasus yang berbeda-beda. Misalnya, ada anak yang belum punya PBI BPJS, ada juga faktor risiko dari orang tua. Pendekatan ini diharapkan bisa menurunkan stunting dan mencegah stunting baru," jelasnya.

Ia menerangkan, strategi penurunan stunting dengan intervensi langsung kepada Baduta ini menjadi fokus perhatian kelurahan dan kecamatan. Sementara itu, keluarga berisiko stunting yang lain, seperti Calon Pengantin (Catin), Ibu Hamil (Bumil), dan Ibu Menyusui (Busui), diintervensi jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) dan puskesmas yang memang sudah memiliki program untuk penambahan vitamin dan pemeriksaannya.

"Provinsi Jawa Barat menargetkan 15 persen penurunan stunting selama enam bulan ini, tapi target ini sangat berat karena penurunan 0,5 persen saja dilakukan selama satu tahun penanganan," ucap Syarifah.

"Data keseluruhan angka stunting pada 2022, dari 2.300 anak stunting, turun menjadi 1.808 anak. Di data penimbangan bulan Agustus 2024, angka stunting kembali turun menjadi 1.588 anak atau turun 2,3 persen," sambungnya.