19 Agustus 2015
Membuat Kolam Resapan, Mencegah Air Terbuang
Kemarau kali ini sudah berlangsung sekitar dua bulan. Sangat memprihatinkan, karena sudah ada warga masyarakat Kota Bogor yang kesulitan memperoleh air bersih. Rumput di taman-taman kota pun sudah mengering, dan banyak pohon daunnya rontok bahkan mengering.
Kondisi seperti ini seyogianya dapat mengingatkan siapapun agar lebih bijak bersikap ketika air masih berlimpah. Lebih hemat dalam menggunakan air dan tak kalah penting, menabung air dalam tanah. Air hujan yang berlimpah pada musimnya, perlu dikelola supaya tidak terbuang dengan sia-sia.
Untuk tujuan memanfaatkan limpahan air hujan itulah, sebuah teknologi yang dikembangkan di Jepang, dicoba diterapkan di Kota Bogor. Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, memilih Kota Bogor untuk menerapkan percontohan pembuatan kolam resapan yang mempergunakan teknologi baru.
Sesuai kesepakatan kerjasama yang disepakati Pemerintah Kota Bogor dengan Direktorat Jenderal Sumberdaya Air, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pertengahan Agustus 2015 nanti akan dibangun dua unit kolam resapan. Masing-masing di halaman parkir Kantor Bapeda Kota Bogor dan halaman Kantor Kecamatan Bogor Tengah.
Kesepakatan kerjasama itu tertuang dalam dokumen Perjanjian Kerjasama antara Ditjen Sumberdaya Air Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan Pemerintah Kota Bogor Nomor 005/2510 – Bag.Kerjsama dan Nomor 051/Perj.27-Bapeda/2015 tertanggal 14/7/2015.
Menurut Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Bogor, Naufal Isnaeni, pembangunan kedua kolam itu merupakan hibah yang diterima Pemerintah Kota Bogor dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dan difasilitasi Direktorat SDA Kementrian PU dan Perumahan Rakyat. “Bogor dipilih menjadi pilot project pertama pembuatan kolam resapan teknologi ini di Indonesia,” jelasnya.
Menurut Naufal, kolam resapan merupakan kolam yang cukup luas dan nantinya akan berfungsi sebagai kantong air. “Pada dasarnya dengan kolam ini, kita berupaya mencegah supaya air hujan tidak terbuang langsung dengan sia-sia ke aliran drainase,” katanya. Selain itu kolam dapat berfungsi untuk menyerap air hujan langsung ke dalam tanah, karena kolam dibangun tanpa menggunakan dinding tembok.
Dengan begitu secara lokal kolam ini bisa sekaligus bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir. Sedangkan secara regional dapat mengurangi debit air yang menuju Ciliwung maupun Cisadane. Pembuatan kolam ini sekaligus merupakan tindakan yang diperlukan dalam memelihara dan mempertahankan keberadaan air tanah.
Berbeda dengan kolam penampungan air biasa yang terbuka, maupun sumur resapan yang sudah ada, kolam resapan terletak di bawah permukaan tanah dan tertutup. Dibuat dengan memanfaatkan kerangka konstruksi yang dijalin dari kepingan polypropylene. “Bentuknya mirip mainan lego, tapi ukurannya sangat besar dibanding kepingan lego,” katanya. Itu sebabnya kolam ini disebut juga plastic rain water infiltration and storage facility.
Dengan memasangkan kerangka kepingan polypropylene tersebut pada cekungan kolam, maka permukaan kolam resapan bisa ditutup. Bagian atasnya dapat dimanfaatkan untuk lahan parkir atau lapangan olahraga. Kerangka polypropelene memang telah didesain sedemikian rupa sehingga mampu memikul beban sampai seberat 13,4 ton per meter persegi.
Secara teknis, dua kolam resapan yang akan dibuat di Kota Bogor, masing-masing memiliki ukuran luas 10 x 20 M dengan tinggi 0,6 M. Kedalamannya digali sampai 1,5 M. Pada galian tanah sedalam itulah, kemudian akan dipasang rangka berbahan polypropylene. Air hujan disalurkan ke kolam tersebut melalui saluran yang dibuat di permukaan dan akan memenuhi sela-sela yang ada diantara kerangka polypropylene. Untuk ukuran kolam seluas itu, air hujan yang tertampung diperkirakan bisa mencapai 120 M kubik.
Jadi dengan memanfaatkan teknologi ini, pembuatan dan keberadaan kolam resapan tidak memerlukan lahan secara khusus serta proses pembuatannya mudah dan cepat. Sebab kolam itu bisa dibuat di lahan parkir, lapangan olahraga atau halaman lain yang sekarang sedang berfungsi.
Setelah dibuat kolam, fungsi lahan-lahan tersebut tidak hilang, karena letak kolam berada di bawahnya.Teknologi lingkungan yang inovatif ini diharapkan bisa diandalkan untuk mendukung kegiatan pelestarian sumberdaya air di wilayah perkotaan, yang lahan-lahannya kebanyakan sudah tertutup pengerasan beton atau aspal.(Tim Humas )
- Berita Terkini
- Pemda Diminta Sinergikan Enam Program Prioritas Pendidikan Wakil Menteri (Wamen) Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menegaskan bahwa Pe
- Forkopimda Monitoring Malam Misa Natal di Kota Bogor Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bogor melakukan monitoring pelaksanaan Malam M
- Peringati HUT ke-25, Pj Wali Kota Tekankan Peran Strategis DWP Mengusung tema ‘Penguatan Fondasi Transformasi Organisasi DWP Menuju Indonesia Em
- Pj Wali Kota Buka Fun Run 5K Teras By Plataran Sejauh 5 kilometer, puluhan peserta mengikuti Fun Run yang diselenggarakan oleh Teras By Plataran di ar
- Tingkatkan Kesiapsiagaan Nataru, Pemkot Bogor Gelar Rakor Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggelar rapat koordinasi (Rakor) untuk meningkatkan kesiaps