19 Agustus 2015
Pilih dan Beli Daging ASUH

Ada kebiasaan unik yang dilakoni sekelompok warga di Kampung Ceger, Bantarjati. Menjelang lebaran mereka menyembelih sapi atau kerbau. Dagingnya dibagikan diantara beberapa keluarga saja. Ternyata hewan itu dibeli dari hasil ‘patungan’ keluarga-keluarga tersebut yang menabung selama setahun. Itulah cara mereka memenuhi kebutuhan daging menjelang lebaran. Tidak perlu repot beli daging ke pasar dan tidak perlu cemas ketika harga daging terus meroket. Sementara itu warga lain pada umumnya terpaksa harus ke pasar tradisional atau pasar swalayan untuk berburu daging.
Menurut Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Kota Bogor, Drh. Wina, menjelang lebaran sebagian masyarakat memang cenderung ingin membeli daging dalam jumlah banyak untuk stok, “Sebagian karena mereka khawatir harga akan melambung semakin tinggi,” katanya. Tidak heran jika Rumah Potong Hewan Terpadu Kota Bogor dibuat sibuk. Dalam beberapa hari menjelang lebaran, jumlah sapi yang disembelih di RPH bisa mencapai lebih dari 400 ekor. Padahal hari-hari biasa jumlahnya hanya sekitar 50 ekor.
Situasi ketika permintaan meningkat dimanfaatkan oknum pedagang yang tidak bertanggung jawab. Juga oleh oknum warga yang semata-mata memanfaatkan situasi dalam mencari keuntungan. Berbagai cara ilegal kemudian dilakukan untuk menekan biaya pengadaan daging. Diantaranya memperpanjang masa simpan bahan pangan sampai dengan pemalsuan.
Formalin digunakan untuk mengawetkan bahan pangan, termasuk daging. Bahkan ada daging sapi yang dioplos atau dicampur daging babi hutan, untuk bisa mendapatkan harga jual yang lebih murah. Juga daging sapi yang mengandung air lebih banyak dalam praktek sapi glonggongan, supaya beratnya bertambah.
Nah, supaya terhindar dari kejahatan seperti itu, jadilah konsumen yang cerdas. “Tingkatkan pengetahuan dalam memilih bahan pangan yang akan dibeli dan dikonsumsi,” kata Wina. Pada saat memilih daging dan supaya tidak terkecoh oleh praktek penipuan saat membeli, maka pilih dan belilah daging ASUH – Aman, Sehat, Utuh dan Halal. Antara lain cermati ciri-ciri yang membedakan antara daging sapi dan babi, sebagai berikut ;
DAGING |
WARNA |
TEKSTUR |
AROMA |
LEMAK |
Sapi |
Merah tua |
Serat kasar dan halus |
Khas sapi |
Lemak kering dan mudah dipisah dari daging |
Babi Peliharaan |
Merah Muda |
Serat halus dan lembek |
Amis (Anyir) |
Lebih banyak, lengket dan mengkilat |
Babi Hutan (Celeng) |
Merah Tua |
Serat kasar dan kenyal |
Amis (Anyir) |
Lebih sedikit dari babi peliharaan, lengket dan mengkilat |
Daging Ayam Segar |
Ayam Berformalin |
Ayam Tiren |
Warna daging putih pucat, bagian otot dada dan otot paha kenyal, baunya aromatis khas ayam |
Daging berbau menyengat, kulit kaku dan lebih pucat, tidak dikerumuni lalat |
Daging beraroma agak amis dan berwarna kebiru-biruan, tekstur daging lembek, leher potongan ayam terlihat tidak lebar, terdapat bercak-bercak darah di bagian kepala atau leher ayam |
Selain mengenal ciri-ciri seperti itu, Wina mengajak konsumen untuk memperhatikan hal-hal lain terkait pembelian daging. Misalnya, “Selain sehat dan halal, konsumen juga harus memperhatikan proses penanganan, seperti jangan penggunaan kantong kresek hitam untuk membungkus daging,” katanya, mengingat kantong jenis tersebut tidak layak digunakan.
Selain itu belilah daging yang benar-benar layak dikonsumsi dan bersertifikat halal. Daging seperti itu bisa dibeli di kios-kios resmi daging di pasar-pasar tradisional atau di pasar swalayan. “Jika konsumen ragu, mereka punya hak untuk bertanya ke pedagang, apakah daging itu berasal dari RPH, karena daging yang berasal dari RPH disertai Surat Keterangan Kesehatan Daging atau SKKD,” lanjut Wina.
Tips berikutnya, jangan tergiur membeli daging yang ditawarkan dengan harga lebih murah. Sebab belum tentu aman. Banyak praktek daging oplosan misalnya, dijual dengan harga sangat murah. Selebihnya, beli daging di akhir kegiatan belanja di pasar agar masih segar ketika akan diolah dan segeralah daging tersebut diolah. Jika tidak untuk langsung diolah, maka daging sebaiknya disimpan dalam lemari pendingin pada suhu di bawah 4?C. Ketika daging akan disimpan lebih lama lagi, simpan di tempat penyimpanan dengan suhu -18?C sampai dengan 23?C.
Bila Anda masih memerlukan informasi lebih banyak atau lebih rinci tentang tips memilih daging ASUH, hubungi Dinas Pertanian Kota Bogor di Nomor telepon (0251) 8318670 atau lewat twiter @distankotabogor. ( Tim Humas)
- Berita Terkini
- Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional Tahun 2025 diperingati sebagai momen penting untuk menguatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat terhadap
- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Taman Sempur, Selasa (29/4/
- Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka Kota Bogor sekaligus Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, mendorong penguatan komunikasi dan kolaborasi antaranggo
- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menerima kunjungan Ganang Soedirman, cucu dari Panglima Besar Jenderal Soedirman, dalam sebuah pertemuan hangat yang
- Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab bersama