Beranda >

Berita > Museum Etnobotani Bersalin Wajah


14 Agustus 2016

Museum Etnobotani Bersalin Wajah

Gedung berwarna merah pudar berpadu putih itu berdiri tegak di Jalan Ir. G Djuanda Nomor 22 - 24 Kota Bogor. Di pelataran halaman yang juga diperuntukan bagi parkir kendaraan itu tumbuh beberapa pohon yang memberikan nuansa teduh dan sejuk khas Kota Bogor. Dari jauh tulisan Museum Etnobotani Indonesia, Herbarium Bogoriense terpasang tepat di atas bagunan museum.

Sejarah mencatat, Herbarium Bogoriense sudah ada sejak 1841 dan didirikan oleh para peneliti Belanda. Para pakar tumbuhan tersebut sebelumnya melakukan penelitian terhadap beragam kekayaan hayati Indonesia. Jenis tumbuhan yang sudah diidentifikasi  dan disimpan jumlahnya mencapai ribuan dan selanjutnya menjadi koleksi herbarium.

Semua koleksi tersebut merupakan tumbuhan yang sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Pengetahuan tentang keterkaitan kebudayaan manusia dengan tumbuh-tumbuhan tersebut selanjutnya diperkenalkan kepada publik melalui Museum Etnobotani. Museum ini diresmikan pada 18 Mei 1982 bertepatan dengan HUT Kebun Raya Bogor ke - 165. Semua koleksi dan artefak yang mempunyai nilai sejarah di-display demi pengetahuan bagi umat manusia modern.

Saat ini hampir semua museum termasuk Museum Etnobotani mulai ditinggalkan masyarakat. Kecuali ketika para pelajar ditugaskan untuk memasukinya, Maka cukup sudah 34 tahun gedung itu hanya berfungsi sebagai wadah bagi ribuan koleksi herbarium. Koleksi yang menterjemahkan setiap bagian budaya berbagai suku dan etnis di Indonesia itupun terlupakan begitu saja.

Agar museum ini kembali dilirik masyarakat, mulai tahun ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengubah konsep Museum Etnobotani. Museum ini akan diubah menjadi Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia. Para pengunjung yang datang ke museum ini nantinya akan kembali diingatkan  tentang begitu banyak dan kayanya keragaman hayati alam Indonesia.  Tidak berhenti sampai disitu, karena di setiap lantai gedung itu pengunjung akan memperoleh gambarkan sejarah kebudayaan Nusantara, Sedangkan  di lantai 5 rencananya pengunjung akan disuguhi gambaran tentang pemanfaatan tumbuhan di masa depan.

“Museum ini akan menjadi yang pertama dan satu - satunya  di Indonesia karena Museum Nasional Sejarah Alam memang hanya satu di setiap negara,” ujar Yuni Setiyo Rahayu Kepala Bidang Botani saat ditemui di kantornya, Jumat (11/08). Saat ini perombakan sudah berjalan. Dimulai dengan dipasangnya nama ‘Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia’ tepat di bagian samping tembok sebelah kiri sebelum pintu masuk.

Melangkahkan kaki ke dalam, nampak kaca etalase yang diisi berbagai botol rempah - rempah kering beserta keterangannya. Di sisi tembok poster - poster sejarah tumbuhan pun ditempel. Kemudian cat telapak kaki berwarna merah akan menuntun setiap orang menuju ruangan - ruangan lainnya. Mulai dari ruangan tempo dulu, ruangan berisi sejarah rempah, ruangan penyimpanan tumbuhan gaharu dan masih banyak yang lainnya. “Bagi yang penasaran dan ingin melihat wajah baru Museum Etnobotani bisa datang pada soft launchingnya 31 Agustus mendatang,” pungkas Yuni (fla-mor)