Beranda >

Berita > Sampah dan Lumpur Sumbat Saluran PDAM


12 Oktober 2017

Sampah dan Lumpur Sumbat Saluran PDAM

Rabu (11/10/2017) malam, hujan deras mengguyur Caringin, Kabupaten Bogor menyebabkan Sungai Cisadane banjir bandang dan terlihat keruh pekat. Banjir itu membawa berbagai jenis sampah dan lumpur hasil erosi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang menjadi sumber air baku bagi 70 persen pelanggan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor.

Sampah-sampah itu sebagian masuk ke saluran intake Ciherang Pondok dan tersangkut di screen bar bangunan penyadap air baku yang menyuplai air bersih bagi pelanggan di zona 3 dan 4. Dengan sigap, operator yang bertugas langsung membersihkan sampah-sampah yang nyangkut agar tidak menghambat pasokan air baku ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dekeng.

Sepanjang malam, petugas melakukan itu dengan rasa tanggungjawab. “Saat membersihkan screen bar setiap dua menit, terkadang kami menemukan ular atau biawak yang masih hidup. Tentunya sambil melawan hawa dingin dan kotoran-kotoran sampah, seperti ranting, akar, batangan pohon, ember sampai kasur,” ujar Solikun, operator yang bertugas saat itu menceritakan.

Setelah membersihkan screen bar, Solikun kembali ke ruangan dan melaporkan kondisi itu kepada operator di IPA Dekeng. “Tingkat kekeruhan air 5.000 NTU,” kata Solikun.

Padahal dalam kondisi normal, kadar kekeruhan air baku di Sungai Cisadane di kisaran 50-70 NTU. Ini sinyal bagi petugas di IPA Dekeng bahwa mereka harus siaga karena sumber air baku PDAM sudah bercampur dengan lumpur yang akan mempengaruhi proses pengolahan selama kurang lebih satu jam perjalanan aliran air.

Rabu tengah malam, petugas Sub Bagian Pengolahan di IPA sudah siap menerima “kiriman” air baku yang sudah tercampur lumpur dari Intake Ciherang Pondok. Yang mereka lakukan pertama kali adalah mengatur kadar Poly Aluminium Chloride (PAC, senyawa kimia untuk menjernihkan air) disesuaikan dengan kadar kekeruhan air sungai yang masuk dan terbaca Turbidimeter (alat untuk memeriksa tingkat kekeruhan air) agar proses pengolahan air berjalan dengan baik.

“Saat kekeruhan air baku tinggi, operator stand by di area IPA untuk memonitor tingkat kekeruhan air baku yang masuk ke instalasi pengolahan,” ujar Kepala Kepala Bagian Produksi PDAM Kota Bogor Adi Gunadi.

Saat kekeruhan air baku tinggi, instalasi mengalami penurunan kapasitas air dari 1.500 liter perdetik menjadi 1.200 – 1.300 liter perdetik. “Adapun air baku masuk itu berkurang sekitar 200-300 liter perdetik,” kata Adi.

Akibatnya pasokan air bersih ke Reservoir Pajajaran dan Merdeka mengalami penurunan level. Ini berdampak pada gangguan pengaliran air terutama jam puncak untuk sebagian zona 3 dan 4.

Dengan terjadinya gangguan tersebut, PDAM mengupayakan suplai air bersih kepada pelanggan dengan penyediaan tangki air mobile dan Tangki Air Hydrant Umum (TAHU). “Ada lima unit TAHU kita pasang di Tanah Baru, Cimanggu Residance, Cimanggu Hejo, Cimanggu Bharata dan Tegallega dekat Unpak,” ujar Sekretaris PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Rinda Lilianti.

Rinda mengimbau pelanggan di zona 4 untuk menampung air saat masih mengalir. “Melihat kondisi curah hujan di daerah hulu belakangan ini, kami mengimbau pelanggan untuk menghemat dan menampung air. Bagi pelanggan yang membutuhkan pasokan air melalui tangki, silakan hubungi Call Center 24 jam PDAM di nomor 0251-8324111 dan whatsapp 08111182123,” tutur Rinda.

Untuk program jangka pendek, Rinda menambahkan PDAM akan memasang Automatic Screen di Intake Ciherang Pondok dan melakukan optimalisasi pengolahan WTP Dekeng yang saat ini dalam proses lelang untuk menghindari kejadian serupa ke depan. (humas)