Beranda >

Berita > Cegah Kanker Usus, Cintai Kesehatanmu, Makan Serat Setiap Hari


07 Mei 2025

Cegah Kanker Usus, Cintai Kesehatanmu, Makan Serat Setiap Hari

Luka kanker kolorektal atau kanker usus menjadi satu dari lima besar perawatan luka yang banyak ditangani oleh Wocare Indonesia, yang memiliki Wocare Clinic di Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

Wocare merupakan pusat pelayanan dan pelatihan kesehatan, sebuah pusat rujukan perawatan pasien luka, stoma, dan inkontinensia di Indonesia, dengan pelayanan prima berdasarkan pengembangan penelitian dan teknologi terkini.

CEO Wocare Center, Widasari Sri Gitarja, mengatakan bahwa ada lima penyakit yang bisa menyebabkan luka dan memerlukan perawatan luka yang ditangani oleh Wocare.

"Kita ada datanya. Paling tinggi itu luka diabetik foot laser, kemudian decubitus juga kasusnya tinggi, lalu luka kanker juga cukup banyak, termasuk di dalamnya ostomate stoma. Itu ternyata kasusnya juga banyak terjadi pada anak-anak," ujarnya saat ditemui di Balai Kota Bogor usai bertemu dengan Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, Selasa (6/5/2025).

Pegawai Wocare, Tuti Widiastuti, yang juga menyandang stoma, berbagi cerita tentang pengalamannya ketika divonis mengalami kanker usus atau kolorektal.

Tuti, yang juga seorang influencer di media sosial TikTok dengan nama akun @Tutyostomate, sering kali berbagi tips kesehatan, motivasi, dan semangat untuk para penyandang stoma.

Stoma adalah lubang yang dibuat melalui operasi di dinding perut untuk mengeluarkan feses atau urin jika ada masalah dengan sistem pencernaan atau saluran kemih.

Sedangkan ostomate adalah sebutan untuk orang yang telah menjalani operasi stoma.

Tuti bercerita bahwa selama bertahun-tahun dirinya sering mengonsumsi mi instan, junk food, dan makanan bakar-bakaran yang dapat menyebabkan senyawa karsinogenik (penyebab kanker).

"Penyebab kanker yang saya alami ya itu, gaya hidup, pola makan yang tidak sehat, kurang makanan berserat, kurang sayur, buah, olahraga pun sangat jarang," ucapnya.

Dari pola makan dan gaya hidup tersebut yang terakumulasi bertahun-tahun, di usia 25 tahun, tepatnya pada 2008 lalu, Tuti divonis terkena kanker usus besar setelah menjalani pemeriksaan laboratorium.

Awalnya, ia mengalami buang air besar berdarah seperti ambeien, kemudian BAB seperti kotoran kambing, sering terasa sakit di perut, buang air besar yang awalnya setiap hari berubah menjadi tiga kali sehari bahkan hingga satu minggu sekali.

Ia pun kemudian menjalani operasi kanker usus dan menjalani prosedur pembuatan stoma.

"Alhamdulillah kalau secara kankernya sudah sembuh, tapi memang saya menggunakan stoma, karena manusia memerlukan juga sistem pembuangan. Nah, itu sebabnya saya membuat stoma di perut. Alhamdulillah stomanya baik-baik saja," ujarnya.

Sebagai penyandang stoma, Tuti yang semula menjalani perawatan luka di Wocare sejak 2009, kini bekerja sebagai resepsionis dan mendampingi para penyandang stoma lainnya.

Sebab, ia pun mengalami hal yang sama, bahwa yang paling dibutuhkan oleh orang yang pertama kali mengalami stoma adalah motivasi dan semangat hidup.

Ia pun mengajak semua orang untuk rutin mengonsumsi sayur dan buah, berolahraga, dan menjalani pola hidup sehat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengatakan bahwa seorang ostomate tidak bisa lagi buang air besar secara normal melalui anus, sehingga dibuatkan stoma.

Pada berbagai kasus, stoma sering kali diberikan bagi para penderita kanker yang menjadi ostomate.

"Dengan itu, kemudian fesesnya ditampung di kantong yang harus dibawa-bawa. Itu memerlukan perawatan khusus, dan di Bogor ada Wocare yang fokus pada perawatan luka, selain juga luka akibat diabetes karena luka diabetik bisa menyebabkan borok atau membusuk," ucapnya.

Dalam banyak kasus kanker kolon atau kanker usus, salah satu penyebabnya adalah pola makan tidak sehat, kurang serat, serta minim konsumsi sayur dan buah.

Namun, meski demikian, ada berbagai faktor lainnya juga yang menjadi pemicu seseorang mengalami kanker kolon.

Ia pun mengajak semua orang untuk mencintai kesehatan, menjaga pola hidup sehat, dan mengurangi konsumsi makanan yang tidak sehat.

"Itu salah satunya, karena kanker ini juga punya multifaktor lainnya. Risiko terjadinya kanker usus bisa dicegah atau diminimalkan dengan pola hidup sehat dan konsumsi makanan yang sehat," ucapnya.