Beranda >

Berita > Survei Mahasiswa Statistik IPB, SSA Berhasil Mengurai Kemacetan Kota Bogor


06 Juni 2016

Survei Mahasiswa Statistik IPB, SSA Berhasil Mengurai Kemacetan Kota Bogor

Mahasiswa S1 Statistika IPB telah merampungkan survei kepuasan masyarakat terkait kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam menerapkan kebijakan Sistem Satu Arah (SSA). Hasilnya, mayoritas responden mengaku puas dengan SSA. Selain menjadikan jalanan lebih rapi dan teratur, SSA dianggap berhasil mengurangi kemacetan di Kota Bogor.

Kesimpulan di atas berdasarkan data yang dikumpulkan dari survei yang dilakukan mahasiswa S1 Statistika IPB yang tergabung dalam Himpunan Profesi Gamma Sigma Beta. Kebijakan SSA juga dinilai mampu menata estetika kota dan memudahkan akses ke lokasi pelayanan publik. “Berdasarkan hasil survei yang telah dilakukan, tujuan sistem satu arah untuk mengatasi kemacetan, menata estetika kota, serta memudahkan akses ke lokasi pelayanan publik sebagian sudah tercapai. Namun sebagian lagi belum, akibat masih terjadi penumpukan kendaraan di sejumlah ruas daerah sehingga terkesan ‘macet’, serta rute perjalanan yang mengitari Kebun Raya Bogor mengakibatkan jarak terasa lebih jauh,” demikian sebagian kutipan yang diangkat dari situs gsbipb.com yang dikutip pada Senin (6/6/2016).

Dalam situs tersebut juga dijelaskan metode yang digunakan adalah metode purposive, dengan responden berjumlah 305 orang dipilih secara acak. Analisis parameter proporsi, 1:3:3 untuk Supir Angkot : Kendaraan Pribadi : Penumpang (kendaraan umum).

Dalam survei tersebut, responden menyatakan bahwa SSA ini mengurangi kemacetan di Kota Bogor, selain menjadikan jalanan lebih rapi dan teratur. Responden ada pula yang merasa perjalanan terasa lancar, cepat, dan nyaman karena mudahnya akses perjalanan di tengah kota.

Dukungan juga diberikan sebagian besar warga dengan diterapkannya sistem ini, baik pengguna kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Berbeda dengan mayoritas supir kendaraan umum yang kurang setuju karena SSA dianggap menurunkan pendapatan.

Dampak negatif lain juga dirasakan warga dengan diterapkannya kebijakan ini. Misalnya, ada sebagian yang merasa perjalanan menjadi jauh dan terasa lama. Kemacetan juga masih terlihat di beberapa ruas jalan di luar rute SSA dan sebagian warga mengaku mengalami penurunan pendapatan.

Mengingat sudah dipermanenkannya sistem ini, beberapa responden dalam survei menyarankan agar baiknya dilakukan kajian ulang dalam rangka penyempurnaan kebijakan. Selain itu perlu pengkajian rambu-rambu, traffic light, penyempitan jalan dan bottle neck lainnya. Solusi lain yang juga disarankan yaitu dengan pengurangan jumlah angkutan umum. (dicky-eto)