Beranda >

Berita > Edukasi Gizi Seimbang Lewat Lomba Cipta Menu B2SA


05 September 2024

Edukasi Gizi Seimbang Lewat Lomba Cipta Menu B2SA

Edukasi Gizi Seimbang Lewat Lomba Cipta Menu B2SA

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bogor mengajak 100 anak Paud dan TK untuk makan telur dan minum susu bersama pada pembukaan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA). Lomba Cipta Menu B2SA yang diikuti TP PKK dari enam kecamatan di Kota Bogor ini dihadiri Penjabat (Pj) Ketua TP PKK Kota Bogor, Windhy Wuryaning Tyas dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah di Taman Ekspresi Sempur, Jalan Sempur, Kamis (5/9/2024).

Windhy mengatakan, salah satu penyebab stunting dikarenakan kurangnya ilmu dalam memilih bahan pangan sehat dan kurangnya kepedulian untuk memenuhi gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu. Melalui gelaran lomba ini di enam kecamatan akan tercipta menu-menu makanan bergizi seimbang dan aman baik untuk anak-anak, remaja sampai orang dewasa.

“Lomba Cipta Menu B2SA sebagai upaya untuk mengedukasi sekaligus memperkenalkan kreativitas menu-menu keluarga yang bisa kita sajikan di meja makan,” katanya.

Windhy menambahkan, melalui berbagai resep yang dibuat seluruh peserta lomba, diharapkan nantinya menu tersebut dapat menjadi inspirasi menu harian di seluruh keluarga Kota Bogor. Mengingat sasaran program ini selain untuk anak-anak juga untuk ibu rumah tangga, agar lebih peduli dalam menyediakan makanan bergizi untuk anggota keluarga di tengah maraknya makanan siap saji atau makanan cepat antar yang tersedia pada berbagai platform online.

“Jadi kita makan tuh bukan makan yang asal kenyang, tapi makan tuh yang bergizi. Nah, mindset itu yang akan diubah,” ucapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, konsumsi pangan berkualitas dapat diwujudkan apabila pola konsumsi makanan sehari-hari dilakukan secara tepat, mengandung zat gizi lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan jumlah yang berimbang antar kelompok pangan berdasarkan cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat dan kemampuan daya beli masyarakat.

Konsumsi pangan yang berkualitas diharapkan dapat mengatasi permasalahan gizi ganda yaitu kekurangan atau kelebihan gizi.

"Salah satu masalah kekurangan gizi yang saat ini menjadi perhatian pemerintah adalah stunting. Sementara kelebihan gizi atau berat badan (obesitas) juga menjadi persoalan kesehatan karena rentan terhadap penyakit jantung, diabetes dan lainnya," jelas Syarifah.